Kamis, 28 Maret 2013

Hargai Proses Demi Kepuasan Hasil


Setiap orang pasti memiliki integritas dalam dirinya. Namun, kadang integritas inilah yang sering dipertanyakan. Dalam mata kuliah psikologi minggu ke 5 kemarin, ada sebuah permainan  untuk melihat sampai dimanakah integritas yang kita miliki. Permainan ini awalnya terlihat sangat mudah, namun ketika  dilakukan ternyata lumayan sulit. Kita membuat 5 buah lingkaran seperti gambar berikut :

Buat 5 lingkaran tersebut kalau bisa sebesar mungkin.  Kemudian dengan menutup mata dan menggunakan pensil yang dipegang tangan ke atas dengan sudut 45 derajat, dalam hitungan kelima turunkan tangan. Apakah yang terjadi??? Apakah menembak tepat sasaran di tengah?? Pada saat mencobanya, saya selalu tepat masuk ke lingkaran paling kecil, namun tidak pernah tepat di tengah. Setelah permainan ini selesai, dijelaskanlah bahwa maksut dan tujuan permainan ini untuk melihat integritas seseorang. Seharusnya, tidak mungkin seseorang bisa menembak tepat sasaran di tengah. Kalau berhasil menembak di tengah, sesungguhnya integritas seseorang ini sangat dipertanyakan. Tidak mungkin seseorang dapat menembak tepat sasaran berulang kali hanya dengan pertama kali mencoba, diperkirakan orang ini ketika menembak pasi diliputi rasa ragu. Ibaratnya, orang buta sekalipun harus latihan cukup lama untuk bisa berjalan dan memperdengarkan instingnya ketika berada di keramaian. “Bagaimana mungkin mereka yang pertama kali mencoba bisa tepat sasaran dalam permainan itu??? “. Namun menurut saya, mungkin  jika dapat tepat sasaran bisa dikatakan sebuah keberuntungan atau kebetulan. Makna Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan sesuatu.  Ketika seseorang  memiliki tekad yang kuat dan keinginan mencapai tujuan yang kuat maka ia akan melakukan segala sesuatunya sebaik mungkin dan tentu di sertai usaha yang maksimal juga. Maka, jika mereka dapat menembak tepat sasaran, hal ini mungkin saja. 

Proses pasti berbanding lurus dengan hasil / nilai yang diperoleh. Dan nilai juga berbanding lurus dengan kepuasan.  Namun, kebanyakan dari orang hanya melihat pada hasil semata dan proses jarang dinilai. Padahal yang terpenting dari segalanya adalah proses. Dengan proses kita dapat belajar banyak hal, dan bagaimana dengan hasil? Hasil positif atau negatifkah yang akan didapat? Jika mendapatkan hasil yang bagus namun prosesnya kilat, misalnya saja mencontek, walaupun mendapatkan nilai baik, namun sebenarnya kita kehilangan banyak hal, kita hanya tahu berdasarkan jawaban dari teman tanpa tahu bagaimana prosesnya, senang dapat nilai bagus, tapi sesungguhnya dalam hati miris dan tidak puas karena itu bukan merupakan hasil sendiri. Proses juga berhubungan erat dengan habits / kebiasaan yang dimiliki. Dari kebiasaan inilah yang akan menyebabkan masalah, contohnya saja mencontek tadi. 

Ada beberapa faktor untuk meningkatkan kualitas seseorang , diantaranya :
10. Wawancara
     Wawancara dapat menilai kebiasaan dan karakter seseorang.  Wawancara akan berhasil jika kita memiliki perilaku yang baik
9.  Magang
  Magang merupakan suatu cara untuk mendapatkan pengalaman sehingga dapat dijadikan pelajaran dalam bekerja di perusahaan yang nantinya akan digeluti.
8.  Pengalaman kerja
     Memperbanyak pengalaman kerja sangat penting , hal ini dapat dilakukan dengan cara magang.
7.  Prestasi
   Kebanyakn perusahaan ketika mencari pekerja melihat dan menyeleksinya dari IP . Namun sebenarnya prestasi tidak hanya dari akademik saja. Ada bebrapa perusahaan juga sering melihat prestasi non akademik yang dimiliki.
6.  Pelatihan/ seminar
   Dengan mengikuti seminar, kita akan dapat banyak pelatihan-pelatihan yang dapat berfungsi dikemudian hari.
Sedangkan nomor 5 hingga 1 merupakan faktor internal dari setiap orang yang berkaitan dengan motif dan motivasi yang dimilikinya.

Dalam pertemuan kemarin juga dibahas mengenai demokrasi, demokrasi tidak sama dengan Pancasila, karena jika azas Pancasila berjalan benar dan baik-baik saja maka demokrasi sudah tidak dibutuhkan lagi. Azas Pancasila inilah yang kemudian berlaku di dunia industri. Sila pertama menjelaskan Tuhan yang menciptakan manusia sebagai pengendali dunia di industri. Sila kedua menjelaskan manusia sebagai input yang selalu bersikap adil da sesuai norma yang ada.  Sila ke tiga menggambarkan persatuan yang ada dan terbentuk. Sila ke empat menegaskan tentang kepemimpinan yang bijaksana, dan sila kelima menjelaskan output  tujuan untuk mencapai keadilan.

Hidup seperti roda, kadang diatas dan dibawah. Untuk dapat mencapai ke atas dibutuhkan suatu usaha yang keras dan selalu berikhtiar terhadap hasil yang akan di peroleh, karena “a miracle is another name of an effort.”


1 komentar:

  1. semangat Pagi...izin share ya..di facebook dan twitter...salam SOBAT!

    BalasHapus