Setiap orang pasti memiliki integritas dalam dirinya.
Namun, kadang integritas inilah yang sering dipertanyakan. Dalam mata kuliah
psikologi minggu ke 5 kemarin, ada sebuah permainan untuk melihat sampai dimanakah integritas yang
kita miliki. Permainan ini awalnya terlihat sangat mudah, namun ketika dilakukan ternyata lumayan sulit. Kita membuat
5 buah lingkaran seperti gambar berikut :
Buat 5 lingkaran tersebut kalau bisa sebesar mungkin.
Kemudian dengan menutup mata dan
menggunakan pensil yang dipegang tangan ke atas dengan sudut 45 derajat, dalam
hitungan kelima turunkan tangan. Apakah yang terjadi??? Apakah menembak tepat
sasaran di tengah?? Pada saat mencobanya, saya selalu tepat masuk ke lingkaran
paling kecil, namun tidak pernah tepat di tengah. Setelah permainan ini
selesai, dijelaskanlah bahwa maksut dan tujuan permainan ini untuk melihat
integritas seseorang. Seharusnya, tidak mungkin seseorang bisa menembak tepat
sasaran di tengah. Kalau berhasil menembak di tengah, sesungguhnya integritas
seseorang ini sangat dipertanyakan. Tidak mungkin seseorang dapat menembak
tepat sasaran berulang kali hanya dengan pertama kali mencoba, diperkirakan
orang ini ketika menembak pasi diliputi rasa ragu. Ibaratnya, orang buta sekalipun
harus latihan cukup lama untuk bisa berjalan dan memperdengarkan instingnya
ketika berada di keramaian. “Bagaimana mungkin mereka yang pertama kali mencoba
bisa tepat sasaran dalam permainan itu??? “. Namun menurut saya, mungkin jika dapat tepat sasaran bisa dikatakan sebuah
keberuntungan atau kebetulan. Makna Integritas (Integrity) adalah bertindak
konsisten walaupun dalam keadaan yang sulit untuk melakukan sesuatu. Ketika seseorang memiliki tekad yang kuat dan keinginan
mencapai tujuan yang kuat maka ia akan melakukan segala sesuatunya sebaik
mungkin dan tentu di sertai usaha yang maksimal juga. Maka, jika mereka dapat
menembak tepat sasaran, hal ini mungkin saja.
Proses pasti berbanding lurus dengan hasil / nilai yang
diperoleh. Dan nilai juga berbanding lurus dengan kepuasan. Namun, kebanyakan dari orang hanya melihat
pada hasil semata dan proses jarang dinilai. Padahal yang terpenting dari
segalanya adalah proses. Dengan proses kita dapat belajar banyak hal, dan
bagaimana dengan hasil? Hasil positif atau negatifkah yang akan didapat? Jika
mendapatkan hasil yang bagus namun prosesnya kilat, misalnya saja mencontek, walaupun
mendapatkan nilai baik, namun sebenarnya kita kehilangan banyak hal, kita hanya
tahu berdasarkan jawaban dari teman tanpa tahu bagaimana prosesnya, senang
dapat nilai bagus, tapi sesungguhnya dalam hati miris dan tidak puas karena itu
bukan merupakan hasil sendiri. Proses juga berhubungan erat dengan habits / kebiasaan
yang dimiliki. Dari kebiasaan inilah yang akan menyebabkan masalah, contohnya
saja mencontek tadi.
Ada beberapa faktor untuk meningkatkan kualitas
seseorang , diantaranya :
10. Wawancara
Wawancara dapat
menilai kebiasaan dan karakter seseorang.
Wawancara akan berhasil jika kita memiliki perilaku yang baik
9. Magang
Magang merupakan suatu cara untuk
mendapatkan pengalaman sehingga dapat dijadikan pelajaran dalam bekerja di
perusahaan yang nantinya akan digeluti.
8. Pengalaman kerja
Memperbanyak pengalaman kerja sangat
penting , hal ini dapat dilakukan dengan cara magang.
7. Prestasi
Kebanyakn perusahaan ketika mencari
pekerja melihat dan menyeleksinya dari IP . Namun sebenarnya prestasi tidak
hanya dari akademik saja. Ada bebrapa perusahaan juga sering melihat prestasi
non akademik yang dimiliki.
6. Pelatihan/ seminar
Dengan mengikuti seminar, kita akan dapat
banyak pelatihan-pelatihan yang dapat berfungsi dikemudian hari.
Sedangkan
nomor 5 hingga 1 merupakan faktor internal dari setiap orang yang berkaitan
dengan motif dan motivasi yang dimilikinya.
Dalam
pertemuan kemarin juga dibahas mengenai demokrasi, demokrasi tidak sama dengan
Pancasila, karena jika azas Pancasila berjalan benar dan baik-baik saja maka
demokrasi sudah tidak dibutuhkan lagi. Azas Pancasila inilah yang kemudian
berlaku di dunia industri. Sila pertama menjelaskan Tuhan yang menciptakan
manusia sebagai pengendali dunia di industri. Sila kedua menjelaskan manusia sebagai
input yang selalu bersikap adil da sesuai norma yang ada. Sila ke tiga menggambarkan persatuan yang ada
dan terbentuk. Sila ke empat menegaskan tentang kepemimpinan yang bijaksana,
dan sila kelima menjelaskan output
tujuan untuk mencapai keadilan.
Hidup
seperti roda, kadang diatas dan dibawah. Untuk dapat mencapai ke atas
dibutuhkan suatu usaha yang keras dan selalu berikhtiar terhadap hasil yang
akan di peroleh, karena “a miracle is
another name of an effort.”
semangat Pagi...izin share ya..di facebook dan twitter...salam SOBAT!
BalasHapus