Tidak ada manusia yang belum pernah merasakan
konflik, karena konflik sangat sering terjadi di sekitar kita. Banyak orang
mengartikan konflik adalah masalah. Ya, itu memang benar, konflik adalah
masalah. Namun pengertian konflik menurut Cathy AConstantino, dan Chistina
Sickles Merchant seorang penulis asal amerika serikat mengatakan dengan
kata-kata yang lebih sederhana, bahwa konflik pada dasarnya adalah:
"sebuah proses mengekspresikan ketidapuasan, ketidaksetujuan, atau
harapan-harapan yang tidak terealisasi". Secara mendasar, sebab utama
dapat timbulnya sebuah konflik adalah adanya perbedaan sebuah keinginan dengan
kenyataan yang kemudian terjadi.
Konflik terhadap diri sendiri merupakan konflik yang
umum terjadi. Konflik ini kadang terjadi antara keinginan seseorang yang
melebihi kapasitas yang dapat ia lakukan. Contohnya saja seorang koruptor.
Sesungguhnya koruptor itu memiliki konflik batin diri sendiri yang besar karena
pada faktanya mereka belum dapat memperoleh materi seperti yang mereka
harapkan, sehingga merekapun melakukan manipulasi terhadap uang yang sebenarnya
bukan milik mereka agar dapat memperoleh apa yang mereka inginkan. Contohnya
lagi adalah kasus buruh yang berdemo. Buruh menuntut lebih terhadap
kesejahteraab mereka dengan peningkatan gaji misalnya. Namun, seharusnya jika
mereka menagih apa yang mereka harapkan, mereka terlebih dahulu harus
meningkatkan keahlian nilai jual mereka.
Maka, sebuah perusahaan pasti akan memberikan hubungan timbal balik yang baik
juga.
Selain konflik pada diri sendiri, suatu konflik juga
terjadi pada sebuah kelompok atau organisasi. Banyaknya otak pemikir pada
sebuah organisasi tak hayal akan menyebabkan perbedaan pendapat yang akan
berakhir dalam sebuah konflik.
Ada beberapa tahapan untuk dapat mengelola sebuah
konflik :
1.
Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya
konflik yang keras.
2.
Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri
perilaku kekerasan melalui persetujuan damai.
3.
Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan
menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi
pihak-pihak yang terlibat.
4.
Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan
berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok
yang bermusuhan.
5.
Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber
konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan
negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
Tahapan-tahapan
diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik.
Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya
pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.
Ada beberapa pendekatan untuk menyelesaikan sebuah
konflik agar tidak semakin berkepanjangan, diantaranya :
1.
Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau
masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi
konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya.
Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang
berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam
konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil
waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur
strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang
lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada
mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat
mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat
yang pertama.
3.
Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.
Kompromi atau
Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada
waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan
kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5.
Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang
terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua
pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama
lainnya.
Suatu konflik yang terjadi akan menjadikan suatu pelajaran untuk dapat
memperbaiki segala sesuatunya kedepan kelak, karena setiap manusia butuh
mengambil pelajaran dalam setiap perilaku yang dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar