Sabtu, 25 Mei 2013

KEKUASAAN dan POLITIK


Sikap berkuasa bukanlah hal yang baru yang kita dengar tentang sikap seseorang. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan mendorong orang lain untuk mengikuti kehendak dan kemampuannya. Kekuasaan ini terjadi akibat ketergantungan, Sikap ini memang merupakan sifat yang cocok dimiliki oleh seorang pemimpin, namun hendaknya seorang pemimpin yang mimiliki kekuasaan dapat menempatkan kekuasaannya ini secara bertanggungjawab dan tidak menggunakannya dengan maksut dan tujuan yang buruk. Setiap orang sebenarnya telah mimiliki sifat berkuasa sejak didalam kandungan. Contohnya saja ketika ibu kita mengandung dan merasakan ngidam, sebenarnya itu adalah keinginan bayi dalam kandungannya yang berkuasa dan menghendaki rasa ngidam itu. Kemudian ketika seorang bayi menangis, seluruh perhatian orang akan terfokus padanya. Kekuasaan itu tidak bersifat objektif, terkadang kekuasaan itu bersifat sugesti pada seseorang, contohnya kadang kita sering mendengar seorang ayah tiba-tiba merasakan ngidam seperti istrinya, padahal yang mengandung istrinya, hal inilah yang dinamakan kekuasaan yang tersugesti.

Terdapat beberapa sumber kekuasaan, diantaranya :
1.       Kekuasaan Paksaan
Kekuasaan ini berbasis ketakutan dan paksaan dikarenakan seseorang memiliki kewenangan untuk menghukum orang lain yang tidak menuruti kehendaknya.
Contohnya : polisi.
2.       Kekuasaan Hadiah
Kekuasaan hadiah berdasar pada kemampuan untuk memberikan hadiah yang berharga atau bermakna bagi orang lain.
Di Indonesia kekuasaan hadiah akan lebih berkuasa dari hukum, ini disebabkan hukum di Indonesia bisa dibeli.
3.       Kekuasaan Hukum
Kekuasaan hukum diterima karena seseorang memiliki posisi pada hirarki formal.
Baik kekuasaan hadiah dan hukuman, haruslah memiliki 3 kunci yaitu : memiliki makna, tepat waktu dan tidak boleh berlebihan.
4.       Kekuasaan Informasi
Kekuasaan yang berasal dari akses dari dan keluar kendali informasi.
Diharapkan, kelak lulusan teknik industri dapat memiliki kekuasaan informasi ini, karena dengan kekuasaan informasi kita dapat menjadi orang yang dipentingkan dalam suatu perusahaan.
5.       Kekuasaan Kharismatik
Kekuasaan kharismatik merupakan kekuasaan yang diperoleh seseorang karena orang tersebut memiliki kharisma tertentu. Kharisma itu  salah satunya adalah kaharisma seorang pemimpin yang baik dan bijaksana.
Contohnya : Ir.Soekarno
6.       Kekuasaan Pakar
Kekuasaan pakar didapat seseorang karena ia memiliki keahlian tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.
7.       Kekuasaan Rujukan
Kekuasan rujukan didapat karena seseorang memiliki hubungna dekat dengan orang yang memiliki otoritas lebih tinggi atau lebih keandalan.

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, suatu kekuasaan terjadi karena ketergantungan. Kenapa orang tersebut  bergantung? Seseorang menjadi begantung dikarenakan 3 hal yaitu orang itu memiliki nilai penting, tidak tergantikan dan langka.
Nah, ketiga hal inilah yang seharusnya dimiliki oleh generasi muda terutama mahasiwa industri pada khususnya sehingga dapat mendapatkan nilai lebih dari pesaing pencari kerja untuk mendapatkan tempat yang baik disebuah perusahaan.

Dalam sebuah kekuasaan akan terjadi segala bentuk tindakan. Kekuasaan dalam bentuk tindakan inilah yang sering kita sebut sebagai politik. Politik adalah sebuah cara dan usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang sebelumnya sudah dirancang.

Dalam politik terdapat bebrapa taktik untuk menjalankan politik tersebut. Beberapa taktik taktik politik yang sering digunakan diantaranya :
a.       Menyalahkan orang lain
b.      Lepas tangan
c.       Bermanis-manis
d.      Meninggalkan tanggungjawab
e.      Menutup diri
f.        Menciptakan konflik
g.       Membentuk koalisi

Selain itu, dalam sebuah politik juga terjadi manajemen kesan. Manajemen kesan meliputi :
a.       Kecocokan
b.      Dalih
c.       Permintaan maaf
d.      Promosi diri
e.      Bujukan
f.        Kemurahan
g.       Assosiasi

Kekuasaan dan politik harus dimiliki seseorang namun hendaknya kekuasaan dan politik yang dilakukan tidak bertentangan dengan norma yang ada dan tidak merugikan orang lain. Karena terkadang banyak orang yang melakukan segala hal untuk mendapatkan apa yang ia inginkan bahkan tidak segan-segan dengan cara memanfaatkan orang lain kemudian lepas tangan dengan perbuatan buruknya.

Senin, 13 Mei 2013

K O N F L I K



Tidak ada manusia yang belum pernah merasakan konflik, karena konflik sangat sering terjadi di sekitar kita. Banyak orang mengartikan konflik adalah masalah. Ya, itu memang benar, konflik adalah masalah. Namun pengertian konflik menurut Cathy AConstantino, dan Chistina Sickles Merchant seorang penulis asal amerika serikat mengatakan dengan kata-kata yang lebih sederhana, bahwa konflik pada dasarnya adalah: "sebuah proses mengekspresikan ketidapuasan, ketidaksetujuan, atau harapan-harapan yang tidak terealisasi". Secara mendasar, sebab utama dapat timbulnya sebuah konflik adalah adanya perbedaan sebuah keinginan dengan kenyataan yang kemudian terjadi.

Konflik terhadap diri sendiri merupakan konflik yang umum terjadi. Konflik ini kadang terjadi antara keinginan seseorang yang melebihi kapasitas yang dapat ia lakukan. Contohnya saja seorang koruptor. Sesungguhnya koruptor itu memiliki konflik batin diri sendiri yang besar karena pada faktanya mereka belum dapat memperoleh materi seperti yang mereka harapkan, sehingga merekapun melakukan manipulasi terhadap uang yang sebenarnya bukan milik mereka agar dapat memperoleh apa yang mereka inginkan. Contohnya lagi adalah kasus buruh yang berdemo. Buruh menuntut lebih terhadap kesejahteraab mereka dengan peningkatan gaji misalnya. Namun, seharusnya jika mereka menagih apa yang mereka harapkan, mereka terlebih dahulu harus meningkatkan  keahlian nilai jual mereka. Maka, sebuah perusahaan pasti akan memberikan hubungan timbal balik yang baik juga.

Selain konflik pada diri sendiri, suatu konflik juga terjadi pada sebuah kelompok atau organisasi. Banyaknya otak pemikir pada sebuah organisasi tak hayal akan menyebabkan perbedaan pendapat yang akan berakhir dalam sebuah konflik.
Ada beberapa tahapan untuk dapat mengelola sebuah konflik :
1. Pencegahan Konflik, bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras.
2. Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui  persetujuan damai.
3. Pengelolaan Konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku positif bagi pihak-pihak yang terlibat.
4. Resolusi Konflik, menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama diantara kelompok-kelompok yang bermusuhan.
5. Transformasi Konflik, mengatasi sumber-sumber konflik sosial dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negatif dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.
Tahapan-tahapan diatas merupakan satu kesatuan yang harus dilakukan dalam mengelola konflik. Sehingga masing-masing tahap akan melibatkan tahap sebelumnya misalnya pengelolaan konflik akan mencakup pencegahan dan penyelesaian konflik.

Ada beberapa pendekatan untuk menyelesaikan sebuah konflik agar tidak semakin berkepanjangan, diantaranya :
1. Menghindar
Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. Manajer perawat yang terlibat didalam konflik dapat menepiskan isu dengan mengatakan “Biarlah kedua pihak mengambil waktu untuk memikirkan hal ini dan menentukan tanggal untuk melakukan diskusi”
2. Mengakomodasi
Memberi kesempatan pada orang lain untuk mengatur strategi pemecahan masalah, khususnya apabila isu tersebut penting bagi orang lain. Hal ini memungkinkan timbulnya kerjasama dengan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan. Perawat yang menjadi bagian dalam konflik dapat mengakomodasikan pihak lain dengan menempatkan kebutuhan pihak lain di tempat yang pertama.
3. Kompetisi
Gunakan metode ini jika anda percaya bahwa anda memiliki lebih banyak informasi dan keahlian yang lebih dibanding yang lainnya atau ketika anda tidak ingin mengkompromikan nilai-nilai anda. Metode ini mungkin bisa memicu konflik tetapi bisa jadi merupakan metode yang penting untuk alasan-alasan keamanan.
4.  Kompromi atau Negosiasi
Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan, saling memberi dan menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
5. Memecahkan Masalah atau Kolaborasi
Pemecahan sama-sama menang dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.Perlu adanya satu komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan saling memperhatikan satu sama lainnya. 

Suatu konflik yang terjadi akan menjadikan suatu pelajaran untuk dapat memperbaiki segala sesuatunya kedepan kelak, karena setiap manusia butuh mengambil pelajaran dalam setiap perilaku yang dilakukannya.

Rabu, 01 Mei 2013

Perilaku Kelompok

Kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantungan, yang saling bergabung untuk mencapai  sasaran-sasaran tertentu  Perilaku kelompok merupakan respon-respon anggota kelompok terhadap struktur sosial kelompok dan norma yang ada didalamnya. Jadi ketika sebuah kelompok memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya.
Secara umum, kelompok dibagi menjadi 2, yakni :
1.       Kelompok Formal
Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan organisasi, memiliki struktur yang jelas dan terdapat penugasan.
Kelompok formal dibagi lagi menjadi beberapa kelompok, yaitu
a.       Kelompok komando
Kelompok komando juga sering disebut kelompok fungsional. Kelompok komando memiliki definisi yaitu kelompok yang ditentukan oleh bagan organisasi dan melaksanakan tugas-tugas rutin organisasi. Contohnya : struktur organisasi di pabrik, jadikaryawan tidak bisa langsung ke manager tapi harus melalui mandor , mandor menyampaikan ke manager.
b.      Kelompok tugas
Kelompok tugas adalah suatu kelompok yang bekerja sama untuk menyelesaikan suatu tugas atau proyek tertentu. Contohnya : jiak dosen memberikan tugas yang harus dikerjakan berkelompok, maka dibentuklah kelompok tugas yang terdiri beberapa orang.
c.       Kelompok pemecahan masalah
Kelompok ini terbentuk untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Contohnya : Pembentukan panitia pemilihan senat di universitas.
d.      Kelompok lintas sektoral
Kelompok yang terbentuk antar devisi. Sehingga setiap bulannya seorang manajer harus mengadakan pertemuan devisi agar tidak terjadi perpecahan nantinya.
2.       Kelompok Informal
Kelompok informal adalah adalah kelompok yang tidak dibentuk secara formal melalui struktur organisasi, yang muncul karena adanya kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok informal dibagi menjadi 2, yaitu :
a.       Kelompok kepentingan
Kelompok kepentingan adalah kelompok yang berafiliasi untuk mencapai sasaran yang sama. Sasaran jenis kelompok ini tidak berkaitan dengan tujuan organisasi tetapi semata-mata untuk mencapai kepentingan kelompok itu sendiri.
b.      Kelompok persahabatan
Kelompok persahabatan adalah kelompok yang terbentuk karena adanya kesamaan-kesamaan tentang suatu hal, seperti kesamaan hobi, status perkawinan, jenis kelamin, latar belakang, pandangan politik dan lain sebagainya.

Tahap perkembangan dalam suatu kelompok dibagi menjadi 5 tahap, yaitu :
1.       Tahap pembentukan
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk meliputi tahap pengenalan dan banyak situasi-situasi yang tidak pasti dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya
2.       Tahap keributan
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Dalam tahap ini sering terjadi pertentangan norma.
3.       Tahap Penormaaan
Pada tahap ini terjadi hubungan yang kohesif, saling tarik menarik dengan penerimaan norma yang baru. Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
4.       Tahap empat
Pada tahap keempat sering disebut tahap performing, merupakan tahap pelaksanaan program yang ditujui bersama.
5.       Tahap lima
Tahap lima sering dikatakan tahap Adjourning dan Transforming. Dalam tahap ini, aktivitas mulai melmabat dan perhatian kelompok ditujukan pada penyelesaian tugas bukan pada aktivitas kinerja.

Pertemuan psikologi kali ini,  dilakukan 2 jenis games. Game pertama mengenai cara peyelesaian suatu masalah yang di simulasikan seperti games komputer. Gamenya yaitu, bagaimana cara memindahakan 3 orang pendeta dan 3 orang kanibal dari satu pulau ke pulau lainnya, dengan syarat jumlah pendeta tidak boleh lebih sedikit dari kanibal, karena pendeta bisa dimakan dan kita dianggap game over. Game keda, kita diberi 4 pertanyaan, yang jawabannya sebenarnya sangat jauh diluar logika. Salah satu pertanyaannya “ Ada orang dengan tinggi 160 cm, tingginya lebih pendek diantara orang-orang yang bekerja dikantor. Ruang kantornya berada di lantai 30, namun ketika naik lift dia sellau berhenti dilantai 20 dan meneruskan perjalannya ke lantai 30 dengan naik tangga, mengapa demikian?” jawabnnya adalah karena orang tersebut pendek, sehingga tidak dapat menggapai tombol lift yang ke 30. Jawaban yang cukup sulit ditebak.

Dari 2 games tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dapat membangkitkan motivasi dalam kelompok harus ada keadaan luar yang dipaksakan. Seseorang kadang harus keluar dari box nya dan memikirkan hal baru untuk mendapatkan suasana yang lebih segar.
Penyelesaian pada konflik kelompok berhubungan dengan sumber daya anggota kelompok, yang terdiri dari kecerdasan, cara berfikir, inovasi / dinamika dan fisik dari orang yang bersangkutan.